Pesantren Persulukan Thariqat Naqsyabandiyah Jabal Qubis merupakan pesantren yang mengajarkan ilmu dzikir hati kepada masyarakat luas yang mau dan mampu di mana ilmu dzikir dimaksud diajarkan secara turun temurun sebagai warisan agung dari Baginda Nabi SAW agar ummatnya selalu terjaga dan terpelihara untuk terhubung kepada Dzat Allah ‘Azza Wa Jalla sampai hari akhir. Sebagaimana hadits yang menyebutkan bahwa tidak akan datang waktu kiamat jika masih ada di bumi (dunia) ini yang menyebut Allah, Allah, Allah (Berdzikir).
Atas izin Yang Maha Kuasa, sampai hari ini masih ada para Ulama pewaris Nabi yang masih mengajarkan tata cara dzikir sebagaimana dzikir yang dilakukan dan diajarkan oleh Baginda Nabi SAW kepada para sahabatnya yang terpilih kemudian tabi’in, lalu tabi’it tabi’in hingga sampai kepada ummat di zaman ini. Dzikir ini sesungguhnya yang membersihkan hati sehingga seseorang dapat terhubung kepada Dzat Tuhannya serta menjadi inti dan pondasinya ibadah. Dzikir inilah yang diperintahkan Allah SWT dalam firmanNya :
وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالآصَالِ وَلا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ
Artinya: Dan sebutlah (Nama) Allah dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut dengan suara yang tersembunyi (tidak mengeraskan suara), di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. (QS: Al A’raaf 205).
Ilmu Dzikir ini pada dasarnya diberikan kepada siapa pun yang mau dan mampu, dan orang yang mau mempelajarinya harus berguru kepada seorang yang memang ahli dalam dzikir ini sesuai perintah Allah SWT pada surat An Nahl 43 :
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Artinya : Bertanyalah kepada ahli dzikir jika kalian tidak mengetahui (QS An Nahl : 43)
Ahli dzikir yang dimaksud pada ayat di atas adalah seorang Guru Mursyid yang mampu membimbing dan mengarahkan muridnya untuk sampai kepada Dzat Allah SWT. Sesuai namanya yaitu Mursyid yang memiliki asal kata Irsyad (yang memberi petunjuk / bimbingan), Guru Mursyid akan membimbing muridnya untuk selalu dekat kepada Dzat Allah SWT hingga sampai kepada DzatNya.
Pesantren Persulukan Thariqat Naqsyabandiyah Jabal Qubis merupakan wadah pembinaan Guru Mursyid kepada murid-murid yang mau belajar dzikir hati khusus untuk mendekatkan diri kepada Dzat Allah SWT, dzikir yang menjadi pondasi ‘amal shaleh dengan keikhlasan yang timbul dari pencucian hati oleh dzikir ini tidak dapat dipelajari sendiri tanpa bimbingan seorang Guru Mursyid. Adalah suatu keniscayaan bahwa untuk memperoleh ilmu dzikir ini, haruslah lewat seorang Guru Mursyid sebagaimana para sahabat diajari langsung oleh Nabi SAW sebagai Guru Mursyid mereka saat itu.
Saat ini, ada 4 (empat) orang Yang Mulia Guru Mursyid yang bernaung dalam Jabal Qubis dengan fungsi koordinator Guru Mursyid ini ada pada Yang Mulia Tuan Guru Saidi Syekh H. Ghazali An Naqsyabandi yang merupakan Silsilah ke-36 dari diri Rasulullah SAW. Pengangkatan Guru Mursyid ini telah dilakukan oleh pendiri Jabal Qubis yaitu Yang Mulia Saidi Syekh H. Amir Damsar Syarif Alam yang mempunyai Silsilah ke-35 dari diri Rasulullah SAW, beliau mendirikan Jabal Qubis yang menjadi wadah pesantren ini untuk mengembangkan dan menyebarkan ilmu dzikir yang sangat istimewa.
Adapun pembuatan website dibuat sebagai sarana dakwah melalui teknologi informasi dan penyebaran informasi tentang keberadaan ilmu dzikir Thariqat Naqsyabandiyah beserta Guru Mursyidnya. Diharapkan kehadiran website ini dapat menjadi referensi informasi bagi siapa pun yang mau sungguh-sungguh mendekatkan diri kepada Dzat Allah SWT, bertaubatan nasuha dengan mengamalkan dzikir istimewa warisan para Nabi dan Wali-Nya.
Dewasa ini banyak orang yang menjalankan dzikir dengan tata caranya masing-masing, namun perlu dipastikan bahwa dzikir tersebut sudah dibimbing oleh seorang Guru Mursyid yang kriteria utamanya dapat di lihat pada menu Mursyid di website ini. Amalan Dzikir yang istimewa amatlah penting untuk menjadi landasan seorang muslim menuju kekaa-ffahan dalam keislamannya sebagaimana perintah Allah SWT dalam Al Quran, sehingga ALLAH sendiri menjaga amalan dzikir ini dengan di jagaNya para mursyid tetap berada di antara umat.
Akhirnya dengarlah Tuhanmu yang memanggil dalam Qur-an Surat Al Fajr 27 – 30 :
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ
(Wahai jiwa-jiwa yang tenang) (Q: AL Fajr 27)
ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً
(kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridha dan di ridhai) (Q: AI Fajr 28)
فَادْخُلِي فِي عِبَادِي
(Masuklah dalam golongan para Hamba-Ku) (Q: Al Fajr 29)
وَادْخُلِي جَنَّتِي
(dan masuklah ke dalam Syurga-Ku) (Q: Al Fajr 30)
Selaras dengan firmanNya, berikut saduran Saidi Syekh H. Amir Damsar Syarif Alam dari puisinya Syekh Jalaluddin Rumi :
Marilah kemari ! Marilah kemari !
Sebab engkau tak akan mendapatkan sahabat seperti aku.
Manakah kecintaan sebagai aku dalam ujud ini . . . .??
Marilah kemari ! Marilah kemari !
Betapakah mungkin manusia
Akan sampai pada tujuannya.
Dalam perjalanan sulit ini
Hanya dengan kata-kata dan lidah
Mesti berjuang, berkorban, mengabdi
Baru terasa lezat dan indah !
Marilah kemari ! Marilah kemari !
Jangan engkau habiskan umurmu dalam ragu-ragu,
Sebab tidak ada harga hartamu, lain dari ini !
Marilah kemari ! Marilah kemari !
Engkau adalah padang yang tandus’
Akulah hujan !
Engkau ibarat kota runtuh yang hangus
Akulah pembangunan !
Kalaulah tanpa perjuangan dan kesungguhan insan.
Manalah mungkin sampai pada tujuan.
Marilah kemari ! – Marilah kemari !
Hampirkan diri – dekatkan-rapatkan !
Jangan engkau menjauh, jangan berpaling lagi
Di sisikulah muara Bahagia yang abadi !